1. Bensin
Karna
tingginya angka kebutuhan manusia akan bensin yang digunakan sebagai kendaraan
bermotor, maka banyak reaksi yang diberikan terhadap bensin untuk mendapatkan
hasil yang memiliki mutu yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan mutu yang baik,
bensin tersebut harus memiliki nilai oktan yang tinggi. Apa itu nilai oktan? Nilai
oktan adalah banyaknya ikatan oktana(, khususnya 2,2,4 trimetil
pentana) pada bensin. Tetapi di dalam minyak bumi bukan hanya terdapat iso-oktana
sebab di dalam minyak bumi juga terdapat n-heptana. Iso-oktana diberi nilai 100
dan n-heptana diberi nilai 0. Senyawa alkana yang memiliki rantai lurus memiliki
nilai oktan rendah sedangkan bercabang memiliki nilai oktan yang tinggi, jadi
semakin banyak iso-oktana akan semakin tinggi nilai oktan tersebut dan semakin
baik juga mutu bensin tersebut. Nilai oktan ditentukan dengan mengisi bahan
bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang
teratur. Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan
n-heptana. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan
bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.
Di
Indonesia hanya beredar 3 jenis bensin, yaitu:
1.
Premium(Nilai
Oktan 88)
Premium
adalah bahan bakar
minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium
merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia.
Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina
dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research
Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor
lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.
Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
Kelemahan
Premiun:
·
Dari sisi lingkungan,
Premium masih menambahkan kandungan logam berat
menambahkan
atau tetraetil timbal (IV) yang berbahaya bagi kesehatan untuk meningkatkan bilangan oktan bensin
tersebut. Walaupun zat ini hanya ditambah . Tapi untuk mengantisipasi buruknya
timbal yang mungkin akan keluar bersama knalpot kendaraan dan masuk ke
pernapasan kita, maka ditambahkan Etilen Bromida() agar Timbal yang berbentuk logaam dapat
disublimasi menjadi gas agar tidak berbahaya ketika kita hirup.
·
Dari sisi teknologi,
penggunaan Premium dalam mesin berkompresi tinggi, akan menyebabkan mesin
mengalami knocking atau 'ngelitik'. Sebab, Premium di dalam mesin
kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Knocking
menyebabkan tenaga mesin berkurang, sehingga terjadi inefisiensi.
·
Dari sisi finansial, knocking
yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan piston. Sehingga kendaraan bermotor
harus diganti pistonnya.
2.
Pertamax(Nilai
Oktan 92)
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina.
Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi.
Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif
dalam proses pengolahannya di kilang minyak.
Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix
98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium.
Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah
menggunakan teknologi
setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan Catalytic
Converters (Pengubah Katalitik).
Keunggulan
Pertamax:
·
Bebas timbal.
·
Memiliki banyak kandungan MTBE.
·
Oktan atau Research
Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Premium.
·
Karena memiliki oktan tinggi, maka
Pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi, sehingga dapat
bekerja dengan optimal pada gerakan piston.
Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax lebih maksimal, karena BBM
digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan Premium, BBM
terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala inilah yang
dikenal dengan 'knocking' atau mesin 'ngelitik'.
3.
Pertamax Plus(Nilai Oktan 95)
Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak
produksi Pertamina.
Pertamax Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi,
dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak.
Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International
World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar untuk
kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan
teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing
Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic
converters.
Keunggulan
Pertamax Plus:
·
Bebas timbal.
·
Memiliki banyak kandungan MTBE.
·
Oktan atau Research
Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Pertamax.
·
Karena memiliki oktan tinggi, maka
Pertamax Plus bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi. Sehingga
dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston.
Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax Plus lebih maksimal, karena
BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan Premium,
BBM terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala ini yang
dikenal dengan 'knocking' atau mesin ngelitik.
·
Bisa membersihkan timbunan deposit
pada fuel injector, inlet valve, ruang bakar yang dapat
menurunkan performa mesin kendaraan dan mampu melarutkan air di dalam tangki mobil
sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar.